Radio

TATA CARA MERAPATKAN SHAF MENURUT PENJELASAN SYAIKH IBN UTSAIMIN

diposting oleh webadmin pada 06/12/2015
Alih bahasa : Al Ustadz Abu Utsman Kharisman

TATA CARA MERAPATKAN SHAF MENURUT PENJELASAN SYAIKH IBN UTSAIMIN
Syaikh Muhammad bin Sholih al-Utsaimin rahimahullah menyatakan:
Para Sahabat Nabi –semoga Allah meridhai mereka- jika berdiri di dalam shaf, salah seorang dari mereka menempelkan mata kakinya ke mata kaki saudaranya dan pundaknya pada pundak saudaranya yang demikian untuk 2 tujuan:
Tujuan pertama: benar-benar meluruskan (shaf)
Tujuan kedua: menutup celah (antar makmum).
Bukanlah menempelkan mata kaki dengan mata kaki sebagai tujuan inti. Tetapi ada tujuan yang lain, yaitu benar-benar lurus dan rapat. Atas dasar ini, nampak jelaslah bahwa apa yang dilakukan sebagian manusia saat ini yang melebarkan (jarak) antar dua kakinya dan membengkokkan kaki supaya mata kaki saling bersentuhan (dengan makmum di sampingnya), ini tidak ada asalnya.
Para Sahabat tidaklah mengatakan: Seseorang (dari kami) melebarkan (jarak) antar kedua kakinya hingga mata kakinya menyentuh mata kaki saudaranya. Tapi mereka (para Sahabat) berkata: Sesungguhnya mereka saling rapat hingga salah seorang dari mereka mata kakinya menyentuh mata kaki saudaranya.
Akan tetapi sebagian manusia tidak cermat dalam memahami nash-nash sehingga mengetahui apa yang dimaksud. Tidak mungkin seseorang mengklaim bahwa makna (yang benar) adalah hendaknya seseorang melebarkan (jarak) kakinya sehingga jarak bagian atas tubuh (antar makmum) akan berjauhan. Ini tidak mungkin. Tidak ada seorangpun yang mengatakan demikian (al-Liqaa’ asy-Syahri (4/224))
Teks Asli:
كان الصحابة رضي الله عنهم إذا قاموا في الصف يلصق أحدهم كعبه بكعب صاحبه ومنكبه بمنكبه وذلك لغرضين: الغرض الأول: تحقيق المساواة. والغرض الثاني: سد الفرج. وليس إلصاق الكعب بالكعب مقصوداً لذاته، بل هو مقصود لغيره، وهو تحقيق المساواة والتراص، وبناءً على ذلك: يتبين أن ما يفعله بعض الناس الآن من كونه يفرج بين رجليه ويحنف الرجل من أجل أن تتلاصق الكعاب لا أصل له، فالصحابة لم يقولوا: كان الرجل يفرج بين رجليه حتى يمس كعب صاحبه، بل قالوا: إنهم يتراصون حتى إن أحدهم ليمس كعبه كعب صاحبه. لكن بعض الناس لا يتأنى في فهم النصوص حتى يعرف المراد، وإلا فلا يمكن أن يدعي أحد أن المعنى: أن الرجل يفرج رجليه، ويبقى أعلى البدن متباعداً، هذا غير ممكن، ولا أحد يقول بهذا (اللقاء الشهري 4-224)

Komentar

Unduh Aplikasi Android Radio Islam Samarinda

Postingan populer dari blog ini

Siapa Salafy? Siapa Wahabi?

Hadirlah Kajian Islam Ilmiah Samarinda